PERHATIAN!!!
Penggunaan sebagian atau seluruh materi dalam portal berita ini tanpa seijin redaksi tabloidjubi.com akan dilaporkan kepada pihak berwenang sebagai tindakan pelanggaran terhadap Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang HAK CIPTA dan/atau UU RI Nomor 19 Tahun 2016 atas perubahan UU RI Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE)Papua No. 1 News Portal I Jubi
Jayapura, Jubi - Legislator Papua dari daerah pemilihan Jayawijaya, Nduga, Lanny Jaya dan Mamberamo Tengah, Emus Gwijangge pesimis kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) dan mahalnya harga kebutuhan pokok di wilayah pegunungan tengah (Peguteng) dapat ditekan, jika tidak ada keseriusan semua pihak terutama pemerintah daerah dan DPRD setempat.
Ia mengatakan, tertangkapnya salah seorang yang diduga jaringan penimbun BBM di wilayah Peguteng, beberapa hari lalu oleh Polres Jayawijaya, semakin menguatkan dugaan ada pihak-pihak yang bermain untuk mendapat keuntungan lebih di daerah itu.
"Saya pesimis kalau tidak ada pengawasan ketat, pasti tetap akan ada penimbunan. Akan selalu ada kelangkaan BBM dan mahalnya harga kebutuhan pokok," kata Emus kepada Jubi, Rabu (27/9/2017).
Menurutnya, pemkab setempat perlu membentuk tim untuk melakukan pengawasan dan operasi di lapangan, guna mencegah kemungkinan adanya oknum-oknum yang menimbun BBM dan kebutuhan pokok.
"Kalau pemkab, DPRD, Polri, TNI, dan para stakeholder mau serius mengawasi, saya pikir tidak sulit, karena pasokan BBM dan kebutuhan pokok ke wilayah Peguteng masuk melalui satu pintu, yakni Jayawijaya," ujarnya.
Katanya, dari Jayawijaya, barulah BBM dan kebutuhan pokok didistribusikan ke kabupaten lain di Peguteng.
"Memang harus dikawal baik, saya yakin ada pihak ketiga bermain dan tidak menutup kemungkinan ada yang mem-backup mereka," katanya.
Jumat (22/9/2017), anggota Polres Jayawijaya menangkap seorang pria yang merupakan sopir taksi dan diduga merupakan anggota mafia penimbun BBM di wilayah itu.
Kapolres Jayawijaya, AKBP Yan Pieter Reba mengatakan, penangkapan dilakukan ketika yang bersangkutan hendak membawa tiga drum BBM atau kurang lebih 600 liter tanpa izin dari Jayawijaya ke Elelim, ibu kota Kabupaten Yalimo.
"Yang bersangkutan sedang diproses. Saya juga sudah perintahkan reserse untuk tahan mobil beserta barang bukti BBM," kata AKBP Yan Pieter Reba, awal pekan ini.
Menurutnya, pengakuan pria yang ditangkap itu, BBM dibeli di Wamena dengan harga standar. Kepolisian akan mendalami siapa penyedia BBM kepada supir tersebut.
"Belakangan ini BBM tiba-tiba hilang dari peredaran. Saya menduga ada persediaan yang sengaja ditimbun, kemudian dijual ke luar Wamena dengan harga yang cukup tinggi," ujarnya. (*)
SebelumnyaGobai: OAP tidur di atas emas, tapi hasilnya dinikmati orang luar |
SelanjutnyaKepala OPD diingatkan jangan sering ikut gubernur |