PERHATIAN!!!
Penggunaan sebagian atau seluruh materi dalam portal berita ini tanpa seijin redaksi tabloidjubi.com akan dilaporkan kepada pihak berwenang sebagai tindakan pelanggaran terhadap Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang HAK CIPTA dan/atau UU RI Nomor 19 Tahun 2016 atas perubahan UU RI Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE)Portal Berita Tanah Papua No. 1 | Jubi ,
Merauke, Jubi - Setelah melihat abrasi pantai Lampu Satu yang semakin mengkhawatirkan, Lurah Samkai, Romanus Kahol mengajak masyarakat Buti dan sekitarnya menanam pohon mangrove di beberapa titik di sekitar pantai tersebut guna meminimalisir abrasi di pantai tersebut.
Ajakan itu disampaikan Romanus kepada Jubi beberapa waktu lalu. “Saya telah membicarakan dengan beberapa tokoh masyarakat Buti untuk mengembangkan bibit pohon mangrove. Sehingga saat akan menanam, tidak harus mencari ke tempat lain,” ujarnya.
Jika secara terus menerus pantai dilindungi dengan ditanami pohon mangrove, pantai akan menjadi tempat persembunyian kepiting dan tak menyulitkan warga sekitar ketika akan mencari.
“Mudah-mudahan ide yang saya tawarkan ini dapat diterima masyarakat Marind-Buti. Karena dengan menanam pohon mangrove, secara tidak langsung, kita telah ikut menjaga dan memelihara pantai,” tuturnya.
Tokoh Masyarakat Marind-Buti, H. Waros Gebze mengatakan, salah satu potensi laut yang sangat menjanjikan adalah kepiting. “Saya kira, apa yang telah disampaikan Lurah Samkai, Romanus Kahol sangat baik dan mestinya diresponi. Tinggal saja, kita menyepakati bersama lokasi lagi untuk pembudidayaan pohon mangrove,” ungkapnya. (*)
SebelumnyaAngka kriminalitas 2016 cendrung menurun |
SelanjutnyaMisa tutup tahun di gereja St. Theresia Buti ditandai pembakaran kalender |