PERHATIAN!!!
Penggunaan sebagian atau seluruh materi dalam portal berita ini tanpa seijin redaksi tabloidjubi.com akan dilaporkan kepada pihak berwenang sebagai tindakan pelanggaran terhadap Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang HAK CIPTA dan/atau UU RI Nomor 19 Tahun 2016 atas perubahan UU RI Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE)Jubi | Portal Berita Tanah Papua No. 1
Biak, Jubi – Gubernur Papua, Lukas Enembe, Kamis (18/5/2017) lalu menyerahkan secara simbolis dana bantuan bagi perbaikan 320 unit rumah tidak layak huni di Kabupaten Biak dan 550 unit rumah di Kabupaten Supiori.
Program bertajuk Bantuan Stimultan Perumahan Swadaya (BSPS) ini diinisiasi Direktorat Jenderal Penyedia Perumahaan pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Satuan Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu (SNVT) Penyedia Perumahan Provinsi Papua.
“Tahun ini kita dapat 3.500 unit untuk dibantu perbaikan. Tahun depan kami targetkan naik jadi 5.000 rumah,” kata Gubernur Lukas saat acara penyerahan di halaman kantor Distrik Biak Kota.
Menurut Lukas, sebagian besar orang Papua tidak memiliki rumah layak huni. Kondisi itu berdampak pada buruknya derajat kesehatan masyarakat.
“Kita punya kayu banyak, hutan yang luas, tapi kenapa kita tidak bisa bangun rumah yang sehat? Sejak 2013, saya coba bangun perumahan di sepanjang Danau Sentani, Saya minta para pengusaha kayu sumbang dana bangun rumah-rumah itu dengan bahan dasar kayu dan sudah dibangun,” kata Lukas.
Kepala SNVT Penyedia Perumahan Provinsi Papua Malikidin Soltip mengatakan program Bantuan Stimultan Perumahan Swadaya (BSPS) diawali dengan pendataan rumah milik masyarakat berpenghasilan rendah.
“Selanjutnya diseleksi oleh kami, mana yang kami anggap masuk kategori tidak layak huni untuk diperbaiki,” kata Soltip.
Bantuan diberikan dalam bentuk uang tunai dan bahan bangunan. Terdapat 12 kabupaten yang menerima pada 2017 yakni Nabire, Biak, Supiori, Mamberamo Tengah, Mamberamo Raya, Tolikara, Deiyai, Merauke, Sarmi, Waropen, Kepulauan Yapen, dan Jayawijaya.
“Program ini menelan dana sekitar Rp80 miliar. Daerah pesisir per rumah Rp15 juta sedangkan daerah gunung Rp30 juta, dimana kita salurkan lewat rekening tabungan Bank Papua,” tutup Soltip.(*)
SebelumnyaBiak dan Supiori tingkatkan pemeriksaan Malaria |
SelanjutnyaDiduga dokumen pasokan tak lengkap, Satpol PP Nabire ‘tahan’ 25 ekor sapi |