PERHATIAN!!!
Penggunaan sebagian atau seluruh materi dalam portal berita ini tanpa seijin redaksi tabloidjubi.com akan dilaporkan kepada pihak berwenang sebagai tindakan pelanggaran terhadap Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang HAK CIPTA dan/atau UU RI Nomor 19 Tahun 2016 atas perubahan UU RI Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE)Jubi | Portal Berita Tanah Papua No. 1
Jayapura, Jubi – TOEFL (Test of English Foreign Language) saat ini sudah sangat dikenal sebagian besar masyarakat di dunia, lantas bagaimana dengan UKBI? Koordinator UKBI (Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia) Balai Bahasa Papua, Yulius Pagappong kepada Jubi, Senin (29/5/2017) mengatakan, UKBI diwujudkan pada awal 1990-an dan dirintis melalui berbagai peristiwa kebahasaan yang diprakarsai Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa pada Kongres Bahasa Indonesia IV dan V.
“Uji kemahiran berbahasa yang berlangsung kurang lebih hampir satu setengah jam ini pada kenyataannya belum terlalu dikenal bahkan diminati masyarakat Indonesia sendiri, ini terbukti dengan belum dikenalnya UKBI pada semua lapisan masyarakat,” katanya.
Pada UKBI, jelasnya, peserta harus menyelesaikan beberapa tipe soal yang diberikan seperti mendengarkan, meresponkan kaidah, membaca, menulis, dan berbicara.
“Hasil tes akan berupa skor yang secara otomatis membagi peserta uji berada di antara tujuh tingkatan (grade-red) yang disediakan, yaitu Istimewa (skor 816-900), Sangat Unggul (717-815), Unggul (593-716), Madya (466-592), Semenjana (346-465), Marginal (247-345), serta Terbatas (162-246),” ujarnya.
Selain UKBI untuk warga masyarakat Indonesia, UKBI tersebut juga dilakukan terhadap orang Asing yang tingkatannya minimal pada tingkat Madya sudah dianggap baik, sedangkan untuk orang Indonesia standar pada tingkat Unggul.
“Hasil UKBI ini dapat menjadi faktor pertimbangan dalam penerimaan atau pengangkatan pegawai di instansi pemerintah maupun swasta, karena cara atau teknik UKBI tak ubahnya dengan tes uji kemampuan berbahasa asing seperti halnya TOEFL yang selama ini justru lebih akrab di telinga orang Indonesia,” katanya.
Ewis Elsita Taime peraih tingkatan Sangat Unggul dengan perolehan 648 poin mengaku senang karena bisa meraih hasil maksimal pada UKBI tahun ini, dan berharap apa yang diperoleh bisa diaplikasikan pada kehidupan sehari-harinya. (*)
SebelumnyaImanuel dan Ewis terpilih jadi Duta Bahasa 2017 |
SelanjutnyaUP2KP: Pelayanan kesehatan di Tolikara sangat memprihatinkan |