PERHATIAN!!!
Penggunaan sebagian atau seluruh materi dalam portal berita ini tanpa seijin redaksi tabloidjubi.com akan dilaporkan kepada pihak berwenang sebagai tindakan pelanggaran terhadap Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang HAK CIPTA dan/atau UU RI Nomor 19 Tahun 2016 atas perubahan UU RI Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE)Papua No. 1 News Portal | Jubi ,
Merauke, Jubi – Masyarakat Kampung Matara, Distrik Semangga, Kabupaten Merauke yang notabene orang asli Papua, mengeluhkan minimnya alat pertanian (alsitan) maupun rusaknya jalan usaha tani.
Hal itu disampaikan anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Sulaeman Hamzah, kepada Jubi, Selasa (22/1/2019).
“Beberapa hari lalu saya melakukan kunjungan kerja di Kampung Matara dan juga di Kurik III. Di sana masyarakat mengeluhkan berbagai persoalan,” katanya.
Dikatakan, khusus di Kampung Matara, sebetulnya masyarakat setempat sudah lama menyampaikan kepada pemerintah kalau jalan usaha tani mereka mengalami kerusakan. Hanya saja, belum direspons baik oleh pemerintah.
“Ketika saya berdialog dengan mereka, langsung disampaikan sekaligus meminta perhatian,” ujarnya.
Dijelaskan, spirit dan kemauan masyarakat di kampung lokal sangat tinggi dan itu menjadi prioritas untuk diperhatikan.
“Saya akan mengalokasikan sejumlah alat pertanian untuk diberikan. Karena areal lahan di Kampung Matara sangat luas dan sebagian besar belum digarap,” ujarnya.
Sementara, demikian Sulaeman, karena terlalu mendesak, pihaknya menyerahkan satu unit jonder agar bisa digunakan secara bersama-sama membajak lahan.
Nantinya, lanjut dia, sejumlah peralatan yang diminta, akan diperjuangkan dalam waktu dekat. Itu menjadi prioritas untuk ditindaklanjuti karena yang meminta adalah orang asli Papua.
Masyarakat setempat juga, jelasnya, meminta mesin penggilingan padi dan lain-lain.
“Saya akan perjuangkan, karena keinginan saya akan OAP tumbuh dan berkembang seperti non Papua,” katanya.
Staf khusus Sulaeman Hamzah, Fauzun Nihayah, menambahkan ada juga beberapa kampung lokal di pinggiran kota yang dikunjungi, mereka meminta bantuan jaring.
“Bapak Sulaeman merespons dan dengan caranya akan mencari jalan untuk memenuhi apa yang menjadi permintaan masyarakat di pinggiran kota yang umumnya orang asli Papua,” ungkap Fauzun. (*)
SebelumnyaAlat pendeteksi barang di Bandara Mopah rusak |
SelanjutnyaKampung Imbuti bagai negeri tak bertuan |